memunculkan polemik disana-sini terkait desain dan bentuknya yang tidak memenuh
kriteria mewakili nilai-nilai kearifan lokal,harus berujung menjadi sebuah
tempat hiburan pemandian gratis bagi anak-anak.
Ditengah hiruk-pikuk
perkembangan pembangunan Kota Pekanbaru yang kian pesat terselip sebuah potret
kian termarginalkan-nya sarana,fasilitas bermain,open space atau public
space untuk masyarakat perkotaan terutama
bagi masyarakat perkotaan dengan ekonomi menengah kebawah. Hal ini
menandakan masyarakat perkotaan sejati-nya merindukan tempat-tempat rekreasi
yang murah meriah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Mestinya Tidak
hanya mengedepankan perencanaan dengan beroirentasi kepada profit semata.
Memandang manusia sebagai pelaku utama didalam aktifitas suatu kota mestinya
menjadi prioritas utama pemerintah.
Dengan demikian diharapkan semestinya pemerintah lebih
mengedepankan perencanaan yang lebih memanusiawikan manusia (Humanopolis). Menuju
kota yang berkelanjutan tanpa mengabaikan kebahagian anak cucu kita dimasa akan
datang dengan menciptakan ketentraman,kenyamanan bagi masyarakat Kota. Dalam
celoteh yang dijelaskan oleh para ahli perencana Kota. Konsep Kota yang
berkelanjutan dalam kaca mata mereka yaitu konsep perencanaan yang bersifat
Teknopolis,Humanopolis, ekologis. Penyeimbangan konsep perencanaan tersebut
diharapkan akan mendukung terciptanya satu kesatuan dari Kota yang aman dan
nyaman serta maju juga berkembang dengan berbagai macam teknologi tanpa
mengabaikan keseimbangan lingkungan. Jika kondisi demikian urung juga menjadi
perhatian pemerintah, alamat lah Kota kita kedepan akan seperti apa?? Dan mau
dibawa kemana?? (Juwanda Putra, Mahasiswa PWK 08),Foto: Rini
Nuryanti