Laman

Selasa, 10 April 2012

Potret Tugu “Titik Nol” yang kian Malang...



                                                           
Apa jadinya jika tugu “Titik Nol” yang bernilai milyaran rupiah tersebut, pasca  dibangun hingga  
memunculkan polemik disana-sini terkait desain dan bentuknya yang tidak memenuh kriteria mewakili nilai-nilai kearifan lokal,harus berujung menjadi sebuah tempat hiburan pemandian gratis bagi anak-anak.

Ditengah hiruk-pikuk perkembangan pembangunan Kota Pekanbaru yang kian pesat terselip sebuah potret kian termarginalkan-nya sarana,fasilitas bermain,open space atau public space  untuk masyarakat perkotaan  terutama  bagi masyarakat perkotaan dengan ekonomi menengah kebawah. Hal ini menandakan masyarakat perkotaan sejati-nya merindukan tempat-tempat rekreasi yang murah meriah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Mestinya Tidak hanya mengedepankan perencanaan dengan beroirentasi kepada profit semata. Memandang manusia sebagai pelaku utama didalam aktifitas suatu kota mestinya menjadi prioritas utama pemerintah. Dengan demikian diharapkan semestinya pemerintah lebih mengedepankan perencanaan yang lebih memanusiawikan manusia (Humanopolis). Menuju kota yang berkelanjutan tanpa mengabaikan kebahagian anak cucu kita dimasa akan datang dengan menciptakan ketentraman,kenyamanan bagi masyarakat Kota. Dalam celoteh yang dijelaskan oleh para ahli perencana Kota. Konsep Kota yang berkelanjutan dalam kaca mata mereka yaitu konsep perencanaan yang bersifat Teknopolis,Humanopolis, ekologis. Penyeimbangan konsep perencanaan tersebut diharapkan akan mendukung terciptanya satu kesatuan dari Kota yang aman dan nyaman serta maju juga berkembang dengan berbagai macam teknologi tanpa mengabaikan keseimbangan lingkungan. Jika kondisi demikian urung juga menjadi perhatian pemerintah, alamat lah Kota kita kedepan akan seperti apa?? Dan mau dibawa kemana?? (Juwanda Putra, Mahasiswa PWK 08),Foto: Rini Nuryanti