Laman

Selasa, 01 Mei 2012

"Memaksimalkan keberadaan Fly over"

 Foto: Kondisi Fly Over yang sedang dalam proses pengerjaan. tampak masa beton yang berukuran raksasa siap mengundang rasa was-was bagi pengguna jalan dibawahnya.


 Foto: kondisi Fly over yang berada di persimpangan jalan Sudirman dan Tuanku Tambusai. berjejer Beton penyambung Fly over yang tampak seram.


Tidak lama lagi Kota Pekanbaru akan memiliku fly over atau yang sering juga disebut jalan layang.Sebuah alternatif yang di upayakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kemacetan, salah satunya yaitu, membuat jalan layang. dengan menempatkannya pada titik-titik simpul yang dinilai memiliki potensi rawan terjadinya kemacetan. 
Keberadaan fly over nantinya diharapkan dapat memecah konsentrasi pada simpul kemacetan yang umumnya berada pada tiap persimpangan jalan utama kota Pekanbaru. Namun, yang jadi pertanyaan, apakah ini adalah sebuah solusi alternatif jangka panjang yang baik Dalam mengatasi kemacetan di Kota bertuah?
Mengingat sejatinya, kodrat suatu Kota terus  mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Bukan hanya dilihat dari morfologi bentuk fisik kotanya saja, namun juga dari jumlah penduduk, prasarana dan sarana juga turut menjadi indikator perkembangan suatu Kota. 
Jadi, kedepan jangan heran  jika dimasa yang akan datang, akan ada fly over-fly over berikutnya yang dibangun hanya untuk  menangani masalah kemacetan lalu lintas di Kota bertuah.
namun dibalik itu semua. keberadaan fly over jika dicermati, bak sebuah solusi alternatif yang dinilai tanggung dan hanya bersifat sementara, tak ayal seperti obat sakit kepala yang diminum untuk mengobati orang yang sakit kepala, yang sembuh dalam kurun waktu seketika tanpa memikirkan efek jangka panjang dari obat tersebut.
Banyak hal yang harus dikorbankan dengan keberadaan fly over tersebut. Selain menimbulkan efek ketidak nyamanan bagi masyarakat yang bermukim disekitar fly over, juga menimbulkan kesan merusak estetika keindahan wajah kota. Yang harus terhalangi oleh besar dan kerasnya masa beton-beton yang selalu menimbulkan kesan was-was dan mengancam nyawa bagi para pengguna jalan dibawahnya.
Kondisi demikian seakan menunjukan dominasi keperkasaan dari sebuah kendaraan seperti mobil yang terus diberikan ruang tanpa memikirkan solusi alternatif yang baik untuk jangka panjang. Meskipun harus mengeyampingkan nasib para pengguna jalan lainnya.
Sebuah gagasan yang menarik muncul, ketika melihat masa beton berukuran besar yang memiliki citra negatif dengan menyulapnya menjadi sebuah dinding masif yang memiliki kesan lembut nan indah. Hal ini dilakukan sebagai Salah satu upaya membalikan citra ruang negatif menjadi sebuah citra ruang positif yaitu, dengan membuat landskap atau taman-taman mini yang dilengkapi dengan vegetasi-vegetasi yang diharapkan dapat merambat dan menjalar menutupi dinding-dinding beton yang terkenal keras dan egois terkesan melecehkan ekologi kota.
Selain itu, upaya tersebut merupakan upaya peningkatan RTH (Ruang terbuka hijau) yang berfungsi untuk menjaga kondisi udara diperkotaan, menyerap polusi udara dari gas buang kendaraan motor dan mobil serta berfungsi sebagai peredam kebisingan dari aktivitas lalu lalang kendaraan yang melintas.
Sejalan dengan itu, upaya ini sangat bersamaan dengan momentum program pemerintah Dirjen Penataan Ruang, yang belakangan sedang digalakan diseluruh kota-kota yang ada di indonesia, yaitu program P2KH (Program peningkatan Kota Hijau).
Dengan demikian, nantinya diharapkan semoga dengan keberadaan fly over yang meskipun terkesan merusak estetika perkotaan. Upaya pengoptimalan keberadaan fly over dengan membuat landskap dirasa perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah kota Pekanbaru, guna mewujudkan kota Pekanbaru yang metropolis dan madani, salah satu upaya tersebut adalah memanusiawikan nasib para penghuni kota bertuah melalui pengoptimalan ruang terbuka hijau berupa landskap.