Foto: Kondisi Fly Over yang sedang dalam proses pengerjaan. tampak masa beton yang berukuran raksasa siap mengundang rasa was-was bagi pengguna jalan dibawahnya.
Foto: kondisi Fly over yang berada di persimpangan jalan Sudirman dan Tuanku Tambusai. berjejer Beton penyambung Fly over yang tampak seram.
Tidak lama lagi Kota Pekanbaru akan memiliku fly over atau yang sering juga disebut jalan layang.Sebuah alternatif yang di upayakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kemacetan, salah satunya yaitu, membuat jalan layang. dengan menempatkannya pada titik-titik simpul yang dinilai memiliki potensi rawan terjadinya kemacetan.
Keberadaan fly over nantinya diharapkan dapat
memecah konsentrasi pada simpul kemacetan yang umumnya berada pada tiap
persimpangan jalan utama kota Pekanbaru. Namun, yang jadi pertanyaan, apakah
ini adalah sebuah solusi alternatif jangka panjang yang baik Dalam mengatasi
kemacetan di Kota bertuah?
Mengingat
sejatinya, kodrat suatu Kota terus
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Bukan hanya dilihat dari
morfologi bentuk fisik kotanya saja, namun juga dari jumlah penduduk, prasarana
dan sarana juga turut menjadi indikator perkembangan suatu Kota.
Jadi, kedepan
jangan heran jika dimasa yang akan
datang, akan ada fly over-fly over
berikutnya yang dibangun hanya untuk
menangani masalah kemacetan lalu lintas di Kota bertuah.
namun dibalik
itu semua. keberadaan fly over jika
dicermati, bak sebuah solusi alternatif yang dinilai tanggung dan hanya
bersifat sementara, tak ayal seperti obat sakit kepala yang diminum untuk
mengobati orang yang sakit kepala, yang sembuh dalam kurun waktu seketika tanpa
memikirkan efek jangka panjang dari obat tersebut.
Banyak hal yang
harus dikorbankan dengan keberadaan fly
over tersebut.
Selain menimbulkan efek ketidak nyamanan bagi masyarakat yang bermukim
disekitar fly over,
juga menimbulkan kesan merusak estetika keindahan wajah kota. Yang harus
terhalangi oleh besar dan kerasnya
masa beton-beton yang selalu menimbulkan kesan was-was dan mengancam nyawa bagi para pengguna
jalan dibawahnya.
Kondisi demikian
seakan menunjukan dominasi keperkasaan dari sebuah kendaraan seperti mobil yang terus diberikan ruang tanpa
memikirkan solusi alternatif yang baik untuk jangka panjang. Meskipun harus mengeyampingkan nasib para pengguna jalan lainnya.
Sebuah gagasan
yang menarik muncul, ketika melihat masa beton berukuran besar yang memiliki
citra negatif dengan menyulapnya menjadi sebuah dinding masif yang memiliki
kesan lembut nan indah. Hal ini
dilakukan sebagai Salah satu upaya membalikan citra ruang negatif
menjadi sebuah citra ruang positif
yaitu, dengan membuat landskap atau
taman-taman mini yang dilengkapi dengan vegetasi-vegetasi yang diharapkan dapat
merambat dan menjalar menutupi dinding-dinding beton yang terkenal keras dan
egois terkesan melecehkan ekologi kota.
Selain itu,
upaya tersebut merupakan upaya peningkatan RTH (Ruang terbuka hijau) yang
berfungsi untuk menjaga kondisi udara diperkotaan, menyerap
polusi udara dari gas buang
kendaraan motor dan mobil serta berfungsi sebagai peredam kebisingan dari aktivitas lalu lalang kendaraan yang
melintas.
Sejalan dengan
itu, upaya ini sangat bersamaan dengan momentum program pemerintah Dirjen
Penataan Ruang, yang belakangan sedang digalakan diseluruh kota-kota yang ada
di indonesia, yaitu program P2KH (Program peningkatan Kota Hijau).
Dengan demikian, nantinya diharapkan semoga dengan
keberadaan fly over yang meskipun
terkesan merusak estetika perkotaan. Upaya pengoptimalan keberadaan fly over dengan membuat landskap dirasa
perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah
kota Pekanbaru, guna mewujudkan kota Pekanbaru yang metropolis dan madani, salah satu upaya tersebut adalah
memanusiawikan nasib para penghuni kota bertuah melalui pengoptimalan ruang
terbuka hijau berupa landskap.