Cukup bangga dan sedikit bisa tersenyum. Itulah kondisi
yang dirasakan oleh masyarakat Riau saat ini. Ditengah carut marut kondisi Riau
yang belakangan terkenal dan menjadi sorotan negatif oleh pusat seperti kasus
korupsinya, kabut asapnya. tampaknya akan sedikit luntur dan perlahan-lahan
akan sedikit terobati berkat menjadi tuan rumah ivent nasional dan
internasionalnya.
Sudah sekian lama Riau tak kunjung pernah menjadi pusat
perhatian yang serius dikancah pusat, nasional dan internasional baik dalam
peran dan kontribusinya diberbagai aspek dan bidang. Padahal bukan rahasia umum
lagi, jika hampir sebagian besar sumber pendapatan negara ini berasal dari
kekayaan alam Riau. Hingga terkadang Riau terkenal kaya namun tampak tak
memiliki perhiasan apa-apa sedikit pun yang terpasang ditubuhnya.
Sumber-sumber pemberitaan nasional baik media cetak,
elektronik cenderung terkadang hanya menyorotkan kameranya di Kota-kota dan propinsi-propinsi
yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita seperti Jakarta, Jawa, Sumsel,
Maluku, Sumbar. Hingga terkadang menimbulkan kesan seakan terjadinya disparitas
dalam berbagai hal seperti pemberitaan potensi daerah melalui seni dan
kebudayaa maupun sajian kulinernya. Meskipun harus diakui untuk saat ini, Riau
sendiri masih mencari jati diri dalam memberikan peng-identitasan diri melalui landmark,icon-icon kota, makanan khasnya
yang diharapkan akan memberikan kesan dan ingatan tersendiri bagi setiap orang yang datang dan berkunjung
ke Bumi Riau.
Dizaman yang serba modern dan canggih harus diakui peran
media juga turut andil memberikan informasi ke khlayak luar. Meskipun dalam hal
promosi atau pengenalan kota dan propinsi turut dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti Potensi daerah itu sendiri, jarak tempuh menuju kota tersebut,
kepentingan pusat terhadap daerah, infrastruktur yang baik juga turut
mempengaruhi keinginan orang untuk berkunjung ke suatu daerah. Tentunya semua
hal tersebut jika dikaitkan dalam kajian ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat
erat kaitannya terhadap jangkauan pelayanan yang diberikan pusat terhadap
propinsi disekitarnya. semakin dekat suatu Kecamatan, Kabupaten terhadap Ibu
Kotanya, tentunya segala bentuk ketersediaan pelayanan kota seperti sarana dan
prasarana turut dirasakan terhadap Kecamatan, Kabupaten tersebut. Begitu juga
dengan Propinsi, jika propinsi tersebut memiliki jarak yang terhitung dekat dan
mudah dijangkau dengan Ibu Kota negaranya tentunya semakin banyak juga pengaruh
yang bisa dirasakan.
Sehingga wajar saja, untuk daerah-daerah yang jauh dari
pusat kota baik itu ibukota Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Negara dirasa sukar
medapatkan pelayanan sarana dan prasarana yang baik terlebih tidak adanya
kepetingan pusat terhadap daerah tersebut.
Sehingga menimbulkan buruknya kualitas pelayanan bagi
masyarakat berupa sarana dan prasarana baik ditingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten, Kota, Propinsi.
Secara tidak langsung menimbulkan kecemburuan sosial dan
terkesan turut luput dari perhatian pemerintah pusat. Seperti saudara kita yang
ada di Papua, yang sampai saat ini bersikeras menuntut ingin memerdekan diri
melalui gerakan organisasi Papua merdekanya.
Alasanya bermacam-macam seperti kurang ter-perhatikannya
oleh pemerintah pusat, kasus kekerasan, minimnya ketersediaan sarana dan
prasarana seperti fasilitas pendidikan, kesehatan yang
masih belum secara menyeluruh dirasakan oleh saudara-saudara kita sehingga
berimplikasi kepada rendahnya kualitas kesehatan, sumber daya manusia (SDM) .
Tentunya jika ditelusuri muara dari semua hal tersebut
adalah faktor jarak dan lokasi yang sangat berperan penting dalam memberikan
pengaruh pelayanan. Karena sifat kota yang cenderung memiliki berbagai
kelengkapan sarana dan prasarana, pusatnya aktivitas kegiatan turut mendukung
dalam memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia.
Melihat strategi lain yang bisa diterapkan untuk
daerah-daerah yang jauh dari jangkauan pelayanan pusat yaitu berupa pembangunan
fasilitas-fasilitas yang sifatnya menyangkut dan membawa kepentingan pusat dan nasional
didalamnya, seperti yang dilakukan pemerintah Propinsi Riau diharapkan akan
menciptakan daya tarik berupa mangnet tersendiri bagi daerah-daerah lain untuk
datang dan berkunjung ke daerah tersebut dengan menghadirkan fasilititas yang
awalnya akan digunakan untuk perhelatan akbar PON berupa main stadium sepakbola
bertarap internasional.
Menurut hemat penulis Secara tidak langsung banyak multiplaier efek yang bisa dirasakan
oleh pemerintah Riau selaku tuan rumah event-event
sekelas nasional dan internasional. Nama Pekanbaru, Riau tentunya kedepan akan
semakin terkenal di Kancah Nasional dan Internasional yang secara tidak
langsung kegiatan ini memberikan sajian pemberitaan informasi keluar secara
gratis melalui media-media informasi nasional yang berbondong-bondong berburu
berita dan informasi ke bumi melayu tercinta.
Selain itu, imbas positif dari kegiatan tersebut akan
turut dirasakan pula oleh semua lapisan dan elemen masyarakat Riau. Roda
perputaran dan pertukaran uang akan semakin jelas terasa mana kala banyaknya
aktivitas yang ikut kecipratan untuk mengais rezeki dan membuka peluang usaha,
seperti pedagang suvenir dadakan, penjual makanan khas daerah, warung-warung
makan, hotel-hotel penginapan seakan semuanya turut merasakan imbas positifnya.
Seperti
halnya yang dilakukan oleh propinsi tentangga kita yaitu Sumetera Selatan yang
turut sukses menjadi tuan rumah event
Seagames yang nota benenya merupakan
event sekelas internasional. faktor
lokasi dan jarak seakan tidak menjadi halangan bagi Propinsi mereka dalam
merebut perhatian dan kepentingan pusat.
Dengan demikian, harapan kita kedepan untuk Riau menjadi
pusat perhatian melalui kepentingan pusat yang ditanamkan di Bumi Melayu
tampaknya akan semakin mudah tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar