Laman

Senin, 16 Januari 2012

Harus Berani..!!

Harus Berani..!!
Hari ini ada sedikit cerita, yang mengundang fikiran saya untuk mencoba menuangkan cerita yang masih terus tersemat dikepala saya ini. sebuah cerita singkat namun harapannya bisa mengena dihati kita. sebisa mungkin menggugah pola fikir,anggapan,penilaian kita terhadap orang disekeliling kita. Terutama orang yang besar,berpangkat,berpengaruh yang terkadang membuat diri kita minder,terkesan tidak berani,takut dan gugup untuk menghadapinya bahkan untuk mengajak berbincang saja mungkin hanyalah angan. Saya sebut ini adalah sebuah sindrom, sindrom ketakutan,keminderan yang efek jangka panjangnya jika tidak kita hentikan dan di atasi akan meneror mental kita bahkan bisa menghambat proses kesuksesan kita. Karena menurut fikiran saya, semakin sukses anda semakin banyak orang besar,orang penting yang ada disekitar anda nantinya. Mau tidak mau itu akan menuntut anda untuk bisa. Termasuk didalam proses menuju kesuksesan saja, anda pasti tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang membesarkan anda yaitu orang besar.
Karena idealnya secara harafiah, manusia itu adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Mereka saling berinteraksi antara satu dan lainnya. Dalam proses iteraksi tersebut melibatkan semua orang dari golongan yang tinggi,menengah,biasa-biasa saja sampai dengan orang yang berpangkat hebat dan berjabatan tinggi. Nah..disini letak masalahnya. Proses interaksi sosial ini menuntut anda untuk bisa menguasainya, dan saya yakin anda semua pasti ingin bisa menguasainya bukan?? Anda ingin bisa sukses menghadapi lawan berbicara dari segala tingkatan,golongan. Namun dikarenakan suatu alasan yang saya sebut pada awal cerita tadi adalah sebuah sindrom, menjadikan apa yang menjadi harapan,keinginan anda seakan hancur dan jauh dari keinginan anda. Tentunya ini bukanlah suatu hal yang anda harapkan?!!
Baik lah.. saya akan mencoba memberikan beberapa contoh kasus yang biasannya sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya ketika seorang mahasiswa tanpa sengaja harus mencari tahu sendiri sebuah informasi yang menuntut dirinya untuk mencari seseorang tersebut, dalam hal ini seperti menemui bapak pembantu Dekan, Dekan, pembantu Rektor, Rektor.  Dalam hal ini, bagi orang yang sudah terbiasa berani mungkin hal ini biasa-biasa saja, dan tidak ada hal yang membuatnya harus takut,gak berani, grogi,minder dan lain sebagainnya. Namun lain halnya dengan orang yang mengalami sindrom tadi, “waduh...ini akan menjadi masalah baru. Bagaimana ya..sedangkan saya nggak pernah sekalipun berbicara dengan orang besar dengan jabatan seperti ini. Apa yang harus saya lakukan?”  pada saat itu, seakan semua ketakutan, perasaan was-was yang ada pada diri kita keluar sejadi-jadinya. Dan tiba-tiba memaksa otak kita untuk bekerja dan berfikir bagaimana caranya mencari solusi tersebut. Nah..biasanya jika otak kita bekerja dibawah tekanan ketakutan, mau tidak mau, suka tidak suka anda akan mencoba mencari solusinya dan berusaha memecahkannya atau malah justru sebaliknya, anda menghindar, pasrah saja dan memilih diam saja. Sangat disayangkan bukan..? namun jika saya perhatikan, biasanya jika dalam keadaan demikian banyak solusi yang muncul dari fikiran kita, seperti mencari orang kedua dalam hal ini teman,sahabat yang sudah biasa,kenal dan mengajaknya membantu anda. Atau mencoba alternatif-alternatif lainnya. Namun ada satu hal lagi, solusi yang menurut saya ini merupakan solusi hebat dan nyata berupa revolusi yang berasal dari dalam diri anda  sendiri yaitu, sebuah solusi yang merupakan hasil akumulasi pemusatan ketakutan pada diri anda sendiri yang terangkum jadi satu sehingga memunculkan  sebuah kekuatan yang luar biasa yaitu “KEBERANIAN”.
Selanjutnya, Saya akan mencoba menceritakan sebuah kasus,  hal yang  biasa saya alami dilingkungan kampus saya. Nah.. kemarin adalah hari terakhir saya temui hal itu lagi, ketika saya harus mengantarkan katiga teman saya ke Dinas Bappeda (Badan perencana pembangunan Daerah) untuk menemui salah seorang pegawai, kebetulan beliau adalah seorang dosen luar biasa yang biasa mengajar pada hari sabtu dikampus kami.
Kebetulan sebelumnya kami sudah merencanakan pertemuan tersebut, setelah mengunjungi Kantor BPS( Badan Pusat Statistik), kami langsung ke dinas Bappeda. Saya memperhatikan teman-teman saya sebelum berangkat tadi, mereka seperti gelisah,bingung bagaimana memposisikan diri jika nanti berjumpa dengan bapak tersebut. Dimulai dari cara meng-sms bapak tersebut untuk janjian sampai dengan cara berpakaian merekapun sampai risau. Dalam hati saya “mereka ini  akan menemui siapa lah” dan saya katakan kepada mereka “santai saja, jangan takut. Rileks saja. coba lah berfikir wajar, kita sesuaikan saja penampilan kita apa adanya. Kita adalah mahasiswa, alam kita berbeda seperti mereka kita masih hidup ditanggung orang tua” saya mencoba memberikan motivasi kepada mereka untuk membangkitkan mental mereka, bahwa yang mereka hadapi tidak lah orang begitu sempurna sehingga mengundang kecemasan kita. Meskipun saya pribadi sering tidak melarang anda untuk berpenampilan menarik sekalipun tapi cukup terkesan agak formal itu saja sudah cukup.
Setibannya dikantor Bappeda. sesuai dengan permintaan teman-teman saya, saya akan masuk terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan dan memperkenalkan mereka kepada bapak tersebut. Pada hal saya tahu diri juga, saya tidak ada kepentingan dalam hal tersebut. Namun melihat kondisi teman-teman saya yang seperti itu, saya coba untuk membantunya.
Setibannya dipintu masuk ruangan kerja bapak tersebut, saya mengetuk pintu terlebih dahulu dan saya langsung masuk saja, kebetulan pintu ruangan tersebut memang dibuka, dari pintu masuk tampak bapak tersebut melihat kami.
Saya pun langsung menghampiri bapak tersebut, dan bersalaman dengan beliau.
Lalu teman-teman juga bersalaman dan duduk dutempat yang sudah disediakan. Pembicaraan langsung saja saya mulai. “pak..ini teman-teman yang mau KP disini pak, kebetulan saya disuru mengantarkan” bapak tersebut pun menjawab “oh..iya” sambil tersenyum. Bapak pun menanyakan nama mereka masing-masing, berhubung bapak tersebut sudah agak lupa juga, karena dulu pernah mengajar kami juga.
Cerita pun terus berlanjut, hingga beberapa menit dan inti dari tujuan kedatangan teman-teman saya tadi pun, sudah tampak adanya kejelasan. Dan kami pun memutuskan untuk pulang. Kami pun pamit dengan bersalaman terlebih dahulu dengan beliau.
Nah..dari cerita tersebut saya melihat tidak ada proses yang perlu ditakuti bahkan dicemaskan. Intinya saya berpesan belajar lah untuk memberanikan diri. Sering-seringlah anda melakukan hal demikian terhadap siapa saja. Nanti pada akhirnya anda akan terbiasa dengan sendirinya.
Saya jadi teringat sebuah pepatah yang berbunyi “The Power of kepepet”. Yaitu kekuatan yang muncul saat anda kepepet (terdesak,terpaksa). Kepepet membuat anda mengeluarkan segala bentuk kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri anda yang bersumber dari alam bawah sadar anda. Seperti halnya, anda yang tiba-tiba tanpa sengaja  dikejar-kejar oleh seekor anjing, anda akan berusaha lari sekencang-kencangnya,sejadi-jadinya dan berusaha menghindarkan diri anda dari kejaran anjing tersebut bukan??..
Namun apakah anda harus kepepet terus?? Saya berkeyakinan, jika anda hari ini sudah kepepet dan terpaksa harus berbicara langsung dengan orang tersebut. saya anjurkan jalani saja, Keluarkan segala bentuk keberanian, kemampuan kenekatan anda berbicara seolah-olah anda berbicara dengan teman anda sendiri, namun ada sedikit etikanya. Tetap hormati lawan becara anda, tempatkan diri anda dan sesuaikan dengan siapa anda berbicara namun dengan sikap yang santai dan rileks jangan kaku.
Terakhir saya akan mencoba membagi pengalaman saya kepada pembaca sekalian, bagaimana anda nantinya untuk bisa melakukannya, mungkin anda akan bertanya demikian bukan?
Namun saya berpesan sebelum anda membaca kiat-kiat ini, anda harus berjanji kepada diri anda sendiri, anda akan melakukannya perlahan-lahan setelah anda beranjak dari computer,laptop tempat anda membaca. Yakin kan lah diri anda. Anda akan bisa!
1.       Pertama, Awali semua dengan niat dan keberanian untuk mau mencoba. Jika anda sudah memiliki niat yang kuat saya yakin tidak ada yang bisa menghalangi keinginan anda.
2.       Kedua, Seringlah perhatikan teman anda,orang lain bagaimana cara mereka melakukan hal tersebut
3.       Ketiga, Percaya diri saja. Lakukan hal tersebut seakan-akan anda mampu. Jangan pernah sekali-kali anda tonjolkan kelemahan anda disituasi demikain yang terkadang melemahkan diri anda. Tonjolkanlah kemampuan anda,keunggulan yang anda miliki.
Jika anda seorang muslim sangat terang dijelaskan didalam qur’an “janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kami bersedih hati” (Q.s.an-nahl (16):127).
4.       Keempat,Seringlah untuk berlatih dan mulai mencobanya dengan hal-hal kecil, seperti berbicara dengan orang yang anda anggap bisa membantu anda melatih hal tersebut.
5.       Kelima, Perbanyaklah membaca dengan sumber-sumber bacaan yang menurut anda bisa mengembangkan dan menambah pengetahuan anda.
6.       Keenam,Dan terakhir saya berpesan, anda itu adalah orang pilihan. Bayangkan dari sekian banyak calon bakal manusia yang akan lahir dari sebuah sperma. Hanya anda sendiri pemenangnya. Anda lah yang dipilih oleh Allah. Coba anda fikir dan renungkan sejenak, dari sekian banyak manusia yang ada didunia ini, tidak ada yang persis mirip seperti anda, dimulai dari bentuk fisik,sifat,bahkan sidik jari anda dan masih banyak lagi. Setiap orang berbeda. Bahkan orang yang kembar dari sejak lahir saja tetap ada perbedaan bukan?!..
Sadarilah Anda terlahir untuk sukses untuk menang. Anda berhak mendapatkan hal itu.
        Jadi kenapa harus takut..!!
        Selamat mencoba teman-teman, rekan-rekan sekalian. Niat awal dari tulisan ini murni  hanya ingin membantu sesama kita. Ditengah keprihatinan saya terhadap situasi mentalitas               kita.
        Allhamdulillah..akhirnya tulisan ini selesai juga. Semua tidak terlepas dari kehendak sang              pencipta yang didasari oleh sebuah ketulusan untuk membantu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar